Articles

Praktik dan Proses Penting dalam HRM

Hrm2

Artikel ini membahas lima praktik inti dalam Human Resources Management (HRM) yang wajib diterapkan oleh setiap perusahaan untuk memastikan pengelolaan SDM berjalan efektif dan sesuai regulasi. Mulai dari penyusunan SOP yang jelas untuk proses rekrutmen, absensi, cuti, hingga kedisiplinan; pembuatan kontrak kerja yang sesuai dengan UU Ketenagakerjaan; penetapan KPI karyawan yang terukur dan relevan; perancangan struktur gaji dan tunjangan yang adil dan kompetitif; hingga analisa beban kerja yang wajar melalui pendekatan workload analysis. Kelima aspek ini menjadi fondasi operasional HR yang tidak hanya menjaga kepatuhan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan secara menyeluruh.

1. Panduan Lengkap Menyusun SOP Divisi HR: Rekrutmen, Absensi, Cuti, dan Kedisiplinan

SOP (Standard Operating Procedure) menjadi dasar bagi divisi HR dalam menjalankan tugasnya secara sistematis dan konsisten. Tanpa SOP yang jelas, proses kerja bisa menjadi tidak efisien dan rentan konflik.

Langkah-langkah menyusun SOP HR:

  • Identifikasi proses penting seperti rekrutmen, absensi, cuti, dan disiplin kerja
  • Buat diagram alur untuk memetakan proses secara logis
  • Tetapkan siapa yang bertanggung jawab di setiap tahapan
  • Sertakan dokumen pendukung dan durasi waktu pelaksanaan
  • Pastikan SOP mudah dipahami dan mudah diakses oleh semua pihak

Contoh: SOP pengajuan cuti harus menjelaskan prosedur pengisian formulir, waktu minimum pengajuan, hingga otorisasi akhir.

2. Cara Membuat Kontrak Kerja Sesuai UU Ketenagakerjaan yang Berlaku

Kontrak kerja adalah dokumen hukum yang harus disusun dengan hati-hati agar melindungi hak dan kewajiban kedua belah pihak. Penyusunan kontrak harus mengacu pada ketentuan perundang-undangan terbaru, termasuk UU Cipta Kerja dan turunannya.

Beberapa poin penting:

  • Tentukan jenis kontrak: PKWT (waktu tertentu) atau PKWTT (tetap)
  • Jelaskan hak dan kewajiban: gaji, jam kerja, cuti, tunjangan
  • Tambahkan klausul penting seperti masa percobaan, pemutusan hubungan kerja, dan kerahasiaan
  • Gunakan format resmi dan cantumkan tanda tangan di atas materai

Kontrak yang sah tidak hanya memberi kepastian hukum, tetapi juga membangun kepercayaan antara perusahaan dan karyawan.

3. Cara Menyusun KPI Karyawan yang Efektif untuk Setiap Posisi

KPI (Key Performance Indicator) adalah alat ukur kinerja yang harus disesuaikan dengan tanggung jawab spesifik setiap posisi. KPI yang baik membantu karyawan fokus pada hasil kerja dan mempermudah evaluasi oleh atasan.

Karakteristik KPI yang efektif:

  • Spesifik terhadap peran dan fungsi kerja
  • Terukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
  • Dapat dicapai dan relevan dengan tujuan organisasi
  • Memiliki batas waktu yang jelas (bulanan, triwulanan, tahunan)

Contoh KPI:

  • Staf customer service: “Menangani minimal 90% tiket pelanggan dalam waktu <24 jam”
  • Staf keuangan: “Menyelesaikan laporan bulanan maksimal tanggal 3 setiap bulan”

Evaluasi KPI sebaiknya dilakukan secara berkala dan dikaitkan dengan sistem reward dan pengembangan karier.

4. Bagaimana Menyusun Struktur Gaji dan Tunjangan yang Kompetitif?

Struktur gaji yang baik tidak hanya adil, tetapi juga mampu mempertahankan dan menarik talenta. Menyusun struktur ini memerlukan kombinasi pendekatan internal dan eksternal.

Langkah-langkah utama:

  • Lakukan job evaluation untuk menentukan nilai tiap posisi
  • Bandingkan gaji pasar (salary benchmarking) dari industri sejenis
  • Buat pay grade atau skala gaji per level jabatan
  • Tambahkan komponen tunjangan tetap dan variabel: makan, transport, insentif, bonus
  • Sesuaikan secara berkala mengikuti inflasi atau kebijakan pemerintah

Struktur gaji yang transparan dan kompetitif meningkatkan motivasi kerja dan loyalitas karyawan.

5. Cara Menentukan Beban Kerja yang Wajar: Pendekatan Workload Analysis

Workload Analysis membantu perusahaan menilai apakah jumlah pekerjaan sesuai dengan kapasitas karyawan. Pendekatan ini penting untuk menjaga produktivitas dan keseimbangan kerja.

Langkah pelaksanaannya:

  • Identifikasi seluruh aktivitas harian/mingguan dari posisi tertentu
  • Ukur waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk tiap aktivitas
  • Hitung total jam kerja efektif yang tersedia
  • Bandingkan beban kerja aktual dengan kapasitas waktu kerja
  • Analisa apakah terjadi overload atau underload

Hasil workload analysis bisa digunakan untuk redistribusi tugas, rekrutmen tambahan, atau efisiensi proses kerja dengan bantuan teknologi.

Penutup

Proses-proses dasar seperti SOP, kontrak kerja, KPI, struktur gaji, dan workload analysis adalah elemen vital dalam manajemen SDM yang efektif. Jika dijalankan dengan tepat, praktik-praktik ini akan membentuk fondasi yang kuat bagi sistem HRM yang profesional, legal, dan produktif. Inilah kunci agar peran HR tidak hanya administratif, tetapi benar-benar menjadi motor penggerak pertumbuhan bisnis.

Share the Post:

Related Posts

× Ada yang bisa dibantu?